BILLY Joe Saunders sepertinya harus menelan kata-kata yang pernah ia ucapkan menyusul kekalahan TKO ronde 8 dari Saul Canélo Alvarez di AT&T Stadium, Arlington, Texas, Sabtu pekan lalu.
Saunders, 31 tahun, tak cuma kehilangan sabuk gelar kelas menengah super WBO-nya, tapi juga pulang membawa souvenir berupa patahan pada tulang orbital mata kanannya karena pukulan uppercut kanan Canélo, juara kelas menengah WBA dan WBC. Itu yang bikin pelatih Mark Tibbs menyudahi perjuangan Saunders di ronde 8.
Eddie Hearn, promotor Saunders, mendukung keputusan Tibb. Apalagi, saat itu, Saunders juga sudah ketinggalan skor 75-77, 74-78, 74-78.
“Ia tak bisa melihat,” kata Hearn. “Saya bicara kepada Mark Tibb, ia mengatakan ia [Saunders] tak bisa melihat dan ia takkan membiarkan duél berlanjut. Rongga matanya bisa rusak.”
Saunders sendiri langsung diangkut ke rumah sakit pascapertarungan.
“Di rumah sakit di Dallas. Ia tinggal satu malam,” beber Hearn di Twitter. “Ia mengalami patah tulang orbital dan akan menjalani operasi sore harinya.”
Saunders pernah mengajukan kritik para petinju yang mundur dalam sebuah pertarungan. Sebut misalnya Daniel Dubois di kelas berat yang nampak seperti cedera lutut dan mundur di ronde 10 dalam duél melawan Joe Joyce, November 2020.
Ironisnya, Dubois mundur setelah juga mengalami kerusakan pada tulang orbitalnya.
“Jika soket mata saya hancur, jika rahang saya retak, gigi saya terpental, hidung saya melesak, otak saya pecah, saya takkan mundur sampai saya jatuh atau mengalami hal lebih buruk,” kata Saunders saat itu.
“Saya tak setuju ada seorang laki-laki berlutut dan membiarkan wasit menghitung.”
Saunders (30-1-0, 14 KO) jelas kalah kelas dibandingkan Canélo (56-1-2, 38 KO), 30 tahun. Pukulan-pukulan kerasnya ke tubuh Saunders membuat petinju Inggris itu melambat. Pukulan-pukulan ke arah wajah memberi efek buruk pada tulang orbital matanya.
Tyson Fury, juara kelas berat WBC asal Inggris yang juga sahabat Saunders, menulis di akun Twitternya:
“Orang sering membenci orang lain yang sedang mengejar impiannya. Sudah mencoba tampil hebat malam lalu. Itu bukan malam miliknya, tapi setidaknya ia memiliki botol untuk mengikuti impian-impian dan dambaan hatinya.”