CANELO Alvarez, kata promotor Eddie Hearn, lebih gampang menang atas David Benavidez ketimbang Dmitry Bivol, sang juara kelas berat ringan WBA.
Tapi, teori itu sepertinya jauh panggang dari api seperti ditulis Rob Smith di Boxing News 24/7. Buktinya, Canelo Alvarez selalu menyelinap hilang dalam 4 tahun terakhir jika berhadapan dengan tantangan Benavidez.
Selalu ada alibi buat megabintang Meksiko itu yang kini menggenggam 4 sabuk gelar menengah super.
Yang terdekat, dipertanyakan mengapa Canelo Alvarez lebih memilih John Ryder (32-5-0, 19 KO) untuk pertarungan 5 Mei? Mengapa bukan David Benavidez?
Karena itu, lebih tepatnya, Benavidez (27-0-0, 23 KO) terbukti selalu memberikan masalah bagi lawan-lawannya, termasuk Caleb Plant pekan lalu. Canelo yang punya postur lebih pendek dari Benavidez juga bakal bermasalah jika jumpa ‘The Mexican Monster’ ini.
“David Benavidez lebih mudah buat Canelo dibandingkan Bivol di kelas berat ringan,” ungkap Eddie Hearn di Secondsout. Tapi, diakuinya itu akan jadi duel seru.
Di sisi lain, menurut Rob Smith, jika Canelo tak memperbaiki penampilannya seperti saat duel lawan Dmitry Bivol dan Gennady Golovkin, dia nakal kalah dari John Ryder.
Dan, jika Canelo kalah dari petinju level ‘pinggiran’ seperti John Ryder, ia bahkan tak layak untuk pertarungan dengan David Benavidez.
Sebaliknya, jika menang atas Ryder, lawan berikut pada September sebaiknya David Benavidez, bukan Dmitry Bivol. Sebab, di pertarungan pertama melawan Bivol, Canelo sudah kalah Segalanya. Bahkan, di hadapan Bivol, Canelo justru lebih terkesan sebagai petinju amatir.
“Yang dipikirkan Canelo setelah Joh Ryder adalah membalas kekalahan dari Bivol,” ungkap Hearn. “Hal terpenting baginya adalah mengalahkan Dmitry Bivol karena ramai orang mengatakan ia tak punya peluang menang dan orang memprediksi ia takkan berani rematch.”
“Itu memberi pengaruh buruk bagi Canelo dan ia akan membuktikannya orang-orang salah.”
“Benavidez punya tiga kontrak pertarungan dengan PBC [Premier Boxing Champions]. Buat Canelo, yang pertama adalah Ryder, lalu Bivol. Setelah itu, mengapa tidak dengan David Benavidez?”***
